Memahami Hubungan Stres dan Nyeri Leher

PARHAMBITIOUS – Stres melibatkan respons fisik dan mental terhadap tekanan atau ancaman. Stres dapat menimbulkan berbagai dampak pada kesehatan, termasuk meningkatnya ketegangan otot yang dapat menyebabkan nyeri leher. Nyeri leher merupakan salah satu keluhan paling umum yang disampaikan orang kepada dokter. Pada tahun 2019, nyeri leher terjadi pada 27 dari setiap 1.000 orang.

Dalam artikel ini, kami membahas hubungan antara stres dan nyeri leher dan bagaimana satu kondisi memengaruhi diagnosis dan pengobatan kondisi lainnya.

Hubungan Antara Stres dan Sakit Leher

Nyeri leher dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk stres. Saat stres, orang sering menegangkan otot-ototnya, termasuk otot-otot di leher. Hal ini dapat menyebabkan nyeri dan kekakuan di leher dan area tubuh lainnya.

Stres juga dapat memengaruhi cara orang memproses rasa sakit. Para peneliti percaya bahwa stres dapat berkontribusi pada fenomena yang dikenal sebagai hiperalgesia jarak jauh., yang menyebabkan orang menjadi lebih sensitif terhadap sensasi nyeri.

Penyebab psikologis seperti stres merupakan salah satu risiko paling umum yang terkait dengan nyeri leher. Faktor risiko lain yang sering terlihat meliputi kecemasan, dukungan sosial yang buruk, dan depresi.

Faktor lain yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang yang stres mengalami nyeri leher meliputi:

  • Postur tubuh yang buruk saat bekerja di depan komputer atau menggunakan smartphone
  • Menggertakkan gigi
  • Kecelakaan mobil atau cedera lainnya
  • Penyakit lain seperti rheumatoid arthritis atau osteoarthritis

Stres yang dirasakan secara umum berhubungan dengan rasa sakit, dan penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang melaporkan merasakan tingkat stres yang lebih tinggi memiliki risiko yang jauh lebih tinggi mengalami nyeri leher.

Komplikasi Stres dan Nyeri Leher

Stres juga dapat menyebabkan masalah kesehatan lain selain nyeri leher. Masalah kesehatan yang berhubungan dengan stres meliputi obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit kardiovaskular.

Selain itu, stres dapat memperburuk kondisi lain dan mempersulit proses pengobatan. Misalnya, stres dapat meningkatkan ketegangan otot dan mengganggu efektivitas pengobatan atau perawatan lainnya.

Komplikasi nyeri leher dapat meliputi sakit kepala tegang, kelelahan, dan kesulitan tidur. Dalam kasus yang parah, nyeri leher juga dapat menyebabkan kesemutan atau kelemahan pada lengan, perubahan penglihatan, dan masalah keseimbangan.

Stres juga dapat berdampak buruk pada pengobatan nyeri leher. Misalnya, jika seseorang sedang menghadapi stres, mereka mungkin cenderung tidak mengikuti petunjuk dokter untuk pengobatan. Mereka mungkin juga merasa sulit untuk rileks dan mungkin mengalami nyeri yang lebih parah karena ketegangan otot.

Mengatasi Stres dan Sakit Leher

Ada sejumlah cara yang dapat dilakukan orang untuk mengurangi stres mereka sendiri. Beberapa kiat perawatan diri yang dapat membantu adalah sebagai berikut yang dibahas di bawah ini.

Perubahan Gaya Hidup

  • Berolahragalah secara teratur : Olahraga dapat meningkatkan suasana hati dan membantu Anda mengurangi tingkat stres.

    Olahraga juga dapat membantu memperkuat otot-otot di leher.

  • Berlatih teknik relaksasi : Teknik relaksasi seperti relaksasi otot progresif dan pernapasan dalam dapat membantu mengurangi tingkat stres dan ketegangan otot.
  • Makan makanan yang sehat : Makan makanan yang seimbang dapat membantu meningkatkan kesehatan secara keseluruhan dan mengurangi tingkat stres.
  • Tidur yang cukup : Kurang tidur dapat menjadi sumber utama stres, dan memastikan Anda cukup istirahat dapat membantu mengurangi ketegangan dan meningkatkan kemampuan Anda untuk mengelola kerepotan sehari-hari dalam hidup.

Temui dokter jika Anda tidak melihat adanya perbaikan pada gejala Anda setelah mencoba kiat-kiat ini. Dokter mungkin akan merekomendasikan perawatan atau obat tambahan yang dapat membantu meredakan nyeri leher.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *