Optimisme melibatkan keyakinan bahwa hal-hal baik akan terjadi dan bahwa Anda dapat mengambil langkah-langkah untuk membantu memastikan hal-hal baik itu terjadi. Menjadi optimis tentang kehidupan dapat membantu Anda menghadapi masalah dengan pikiran terbuka, meningkatkan suasana hati, dan meningkatkan kesejahteraan subjektif Anda. Sementara sebagian orang tampaknya memiliki optimisme secara alami, optimisme juga merupakan sesuatu yang dapat Anda kembangkan dan pelihara.
Optimisme yang dipelajari melibatkan pengembangan kemampuan untuk melihat dunia dari sudut pandang positif. Optimisme sering kali dikontraskan dengan ketidakberdayaan yang dipelajari. Dengan menantang pembicaraan diri yang negatif dan mengganti pikiran pesimis dengan yang lebih positif, orang dapat belajar bagaimana menjadi lebih optimis.
Manfaat Optimisme yang Dipelajari
Ada sejumlah manfaat untuk menjadi orang yang lebih optimis. Beberapa dari sekian banyak keuntungan optimisme yang telah ditemukan oleh para peneliti meliputi:
Hasil Kesehatan yang Lebih Baik
Orang yang lebih optimis memiliki kesehatan fisik yang lebih baik. Bukti menunjukkan bahwa optimisme memainkan peran penting dalam hasil kesehatan untuk penyakit kardiovaskular, kanker, nyeri, gejala fisik, dan kematian secara keseluruhan.
Para peneliti juga menemukan bahwa orang yang optimis cenderung lebih terlibat dalam perilaku yang meningkatkan kesehatan. Misalnya, ketika menghadapi masalah kesehatan, orang yang optimis cenderung lebih memahami kondisi tersebut dan mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan risiko dan melindungi kesehatan mereka.
Kesehatan Mental yang Lebih Baik
Orang optimis melaporkan tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi daripada orang pesimis. 3 Seperti halnya kesejahteraan fisik, orang optimis cenderung terlibat dalam aktivitas yang meningkatkan kesehatan mental. Alih-alih melakukan perilaku yang merugikan saat menghadapi stres atau pengalaman sulit, mereka mengandalkan mekanisme penanganan yang sehat yang meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan ketahanan.
Dalam sebuah penelitian, mempertahankan pandangan optimis dikaitkan dengan risiko lebih rendah terkena gangguan suasana hati, gangguan kecemasan, dan penyalahgunaan alkoho
Motivasi yang Lebih Tinggi
Menjadi lebih optimis juga dapat membantu Anda mempertahankan motivasi saat mengejar tujuan. Orang optimis memiliki pola pikir yang lebih berkembang saat menghadapi tantangan hidup . Mereka mengerahkan upaya untuk belajar, berubah, dan tumbuh, bahkan saat menghadapi rintangan. Di sisi lain, orang pesimis memiliki pola pikir yang lebih tetap. Mereka cenderung tidak terlibat dan menyerah saat menghadapi kesulitan.
Misalnya, orang pesimis mungkin menyerah saat mencoba menurunkan berat badan karena mereka yakin diet tidak akan pernah berhasil. Sebaliknya, orang optimis cenderung lebih fokus pada perubahan positif yang dapat mereka lakukan untuk membantu mereka mencapai tujuan.
Umur Lebih Panjang
Penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang optimis cenderung hidup lebih lama daripada orang yang pesimis. Satu penelitian menemukan bahwa orang yang optimis hidup 11% hingga 15% lebih lama daripada orang yang tidak optimis.
Fakta bahwa orang optimis cenderung terlibat dalam perilaku yang lebih sehat tentu merupakan bagian dari ini, tetapi para peneliti menemukan bahwa peningkatan umur panjang ini tidak bergantung pada perilaku kesehatan dan faktor-faktor lain seperti status sosial ekonomi, depresi, integrasi sosial, depresi, dan kondisi kesehatan.
Penelitian lain menunjukkan bahwa optimisme dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih rendah akibat berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung, stroke, dan kanker.
Menurunkan Tingkat Stres
Orang yang optimis tidak hanya mengalami lebih sedikit stres, tetapi mereka juga mampu mengatasinya dengan lebih baik. Mereka cenderung lebih tangguh dan pulih dari kemunduran dengan lebih cepat. Daripada menjadi kewalahan dan putus asa oleh kejadian negatif, mereka berfokus untuk membuat perubahan positif yang akan memperbaiki kehidupan mereka.
Optimisme vs. Pesimisme
Ketika orang pesimis menghadapi stres, mereka cenderung menggunakan perilaku melarikan diri atau menghindar. Dengan kata lain, daripada menghadapi masalah atau menggunakan mekanisme penanganan yang sehat untuk mengatasinya, mereka hanya mencoba menghindari stres atau emosi mereka sama sekali.
Hal ini juga dapat merusak motivasi; orang yang pesimis juga membiarkan keraguannya tentang masa depan membuat mereka enggan mencoba.
Sebaliknya, orang yang optimis secara aktif mengejar hal-hal yang akan meningkatkan kesejahteraan mereka dan mencoba meminimalkan stres dalam hidup mereka. Mereka umumnya lebih optimis tentang masa depan dan bersedia mengambil langkah-langkah untuk memastikan hal-hal baik terjadi.
Gaya Penjelasan Optimis vs. Pesimis
Orang yang optimis dan pesimis cenderung berbeda dalam hal gaya penjelasan, atau cara mereka menjelaskan peristiwa yang terjadi dalam hidup mereka.
Perbedaan utama dalam gaya penjelasan ini cenderung berpusat pada:
Keabadian
Orang optimis cenderung memandang masa-masa sulit sebagai sesuatu yang sementara. Karena itu, mereka juga cenderung lebih mampu bangkit kembali setelah mengalami kegagalan atau kemunduran.
Orang yang pesimis cenderung melihat kejadian negatif sebagai sesuatu yang permanen dan tidak dapat diubah. Inilah sebabnya mereka cenderung menyerah saat keadaan menjadi sulit.
Personalisasi
Ketika terjadi hal buruk, orang optimis cenderung menyalahkan kekuatan atau keadaan eksternal. Sebaliknya, orang pesimis cenderung menyalahkan diri sendiri atas kejadian buruk dalam hidup mereka.
Pada saat yang sama, kaum optimis memandang kejadian baik sebagai hasil usaha mereka sendiri, sedangkan kaum pesimis menghubungkan hasil baik dengan pengaruh eksternal.
Keluasan
Ketika orang optimis mengalami kegagalan di satu bidang, mereka tidak membiarkan hal itu memengaruhi keyakinan mereka tentang kemampuan mereka di bidang lain. Sebaliknya, orang pesimis memandang kemunduran sebagai sesuatu yang lebih luas. Dengan kata lain, jika mereka gagal dalam satu hal, mereka yakin mereka akan gagal dalam segala hal.
Cara Menjadi Lebih Optimis
Selain menggunakan model ABCDE Seligman untuk membantu menumbuhkan sikap yang lebih optimis, ada juga langkah-langkah lain yang dapat Anda ambil untuk menumbuhkan optimisme dalam hidup Anda.
Perhatikan Hal-hal Baik
Pertimbangkan untuk membuat jurnal rasa syukur di mana Anda mencatat hal-hal baik yang terjadi setiap hari. Mempraktikkan rasa syukur dapat meningkatkan kesejahteraan mental dan membantu Anda merasa lebih optimis tentang hidup Anda.
Gunakan Afirmasi dan Pembicaraan Positif dengan Diri Sendiri
Afirmasi dan pembicaraan positif dengan diri sendiri dapat menjadi cara yang bagus untuk mulai mengembangkan optimisme yang dipelajari. Mulailah membuat pernyataan positif tentang hal-hal yang Anda harapkan akan terjadi atau apa yang dapat Anda lakukan untuk mewujudkan hal-hal baik. Mengatakan kepada diri sendiri bahwa Anda akan berhasil jika berlatih secara teratur, misalnya, lebih bermanfaat dan meningkatkan optimisme daripada berpikir bahwa Anda tidak akan pernah mencapainya.
Maafkan Dirimu Sendiri
Alih-alih merenungkan kesalahan Anda, fokuslah untuk memaafkan diri sendiri dan mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki diri di masa mendatang. Misalnya, alih-alih menyalahkan dan mencaci diri sendiri atas kesalahan di tempat kerja, ingatkan diri sendiri bahwa Anda dapat melakukan perbaikan dan menjadi lebih baik di lain waktu. Pikirkan tentang apa yang Anda pelajari dari pengalaman tersebut dan bagaimana hal itu akan membantu Anda untuk maju.