Hidup dengan Depresi Kronis?

PARHAMBITIOUS – Depresi kronis terjadi ketika Anda mengalami gejala depresi secara sering atau terus-menerus dalam jangka waktu lama, sering kali selama bertahun-tahun, kata Aimee Daramus, PsyD, seorang psikolog klinis berlisensi.

Depresi adalah kondisi kesehatan mental serius yang dapat menyebabkan Anda merasa sedih dan terpuruk, hingga dapat memengaruhi kemampuan Anda untuk makan, tidur, bekerja, berpikir, dan beraktivitas.

Depresi kronis adalah bentuk depresi yang berlangsung lama. Jika Anda merasa mengalami depresi kronis, Anda tidak sendirian. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), hampir 5% orang dewasa secara teratur mengalami perasaan depresi.

Artikel ini membahas gejala, penyebab, dan diagnosis depresi kronis, serta beberapa pilihan pengobatan dan strategi penanganan yang mungkin membantu.

Gejala Depresi Kronis

Berikut ini adalah beberapa gejala depresi kronis, menurut Dr. Daramus:

  • Kesedihan
  • Mati rasa secara emosional
  • Kemarahan, kecemasan, atau mudah tersinggung
  • Perasaan bersalah atau tidak berharga
  • Perasaan pesimis atau putus asa
  • Perenungan atas kerugian atau kegagalan pribadi
  • Kurangnya kesenangan dalam hal apa pun
  • Kelesuan atau kegelisahan
  • Konsentrasi menurun
  • Kesulitan dalam mengambil keputusan
  • Tingkat motivasi rendah
  • Halusinasi atau delusi
  • Perubahan dalam tidur atau nafsu makan
  • Penurunan atau kenaikan berat badan yang tidak diinginkan
  • Kelelahan dan kekurangan energi
  • Sakit kepala, kram, atau rasa sakit dan nyeri lainnya
  • Pikiran tentang kematian, menyakiti diri sendiri, atau bunuh diri

Penyebab Depresi Kronis

Berikut ini adalah beberapa kemungkinan penyebab depresi kronis, menurut Dr. Daramus:

  • Ketidakseimbangan kimia: Ketidakseimbangan zat kimia otak tertentu, yang dikenal sebagai neurotransmitter, dapat menyebabkan depresi kronis.
  • Genetika: Depresi dapat bersifat genetik, dan Anda mungkin lebih mungkin mengalaminya jika ada kerabat biologis yang mengalaminya. Menurut American Psychiatric Association, seseorang memiliki peluang 40% untuk mengalami depresi jika kerabat tingkat pertama seperti orang tua, saudara kandung, atau anak mengalaminya. 4
  • Trauma, pemicu stres, atau kejadian dalam hidup: Terkadang, depresi merupakan cara seseorang merespons kejadian traumatis. 5 Hal ini juga dapat terjadi karena kejadian dalam hidup atau pemicu stres, seperti putus cinta atau lingkungan kerja yang buruk. Sebagian orang lebih sensitif terhadap pemicu stres ini dibandingkan yang lain.
  • Kondisi kesehatan: Depresi dapat terjadi bersamaan dengan kondisi medis tertentu seperti kanker, penyakit jantung, diabetes, penyakit Alzheimer, dan penyakit Parkinson. 6 Ini adalah kondisi kesehatan kronis yang dapat diperburuk oleh depresi kronis. 7
  • Obat-obatan: Obat resep tertentu dapat memengaruhi keseimbangan zat kimia di otak dan menyebabkan depresi sebagai efek samping.6 Misalnya , sebagian orang mendapati bahwa pil KB atau statin memicu depresi.
  • Zat: Zat seperti alkohol, nikotin, dan obat-obatan dapat memicu atau memperburuk depresi

Mendiagnosis Depresi Kronis

Penting untuk dicatat bahwa depresi kronis bukanlah diagnosis resmi, sebaliknya, depresi dapat terjadi ketika Anda mengalami bentuk depresi apa pun yang berlangsung lama.

Menurut dr. Daramus, berikut ini adalah beberapa bentuk depresi yang bisa berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, hingga menjadi kondisi kronis:

  • Gangguan depresi mayor (MDD): Depresi mayor, juga dikenal sebagai depresi klinis, adalah bentuk depresi yang membuat Anda mengalami gejala-gejala yang intens dan luar biasa yang mengganggu kemampuan Anda untuk beraktivitas. Untuk didiagnosis dengan depresi mayor, Anda harus mengalaminya setidaknya selama dua minggu, tetapi Anda mungkin sudah mengalaminya selama bertahun-tahun.
  • Gangguan depresi persisten (PDD): Disebut juga distimia, depresi persisten adalah bentuk depresi ringan dan konstan yang berlangsung selama lebih dari dua tahun. Gejalanya bisa mirip dengan sifat pemarah atau pesimis yang terus-menerus.
  • Gangguan afektif musiman (SAD): Ini adalah bentuk depresi musiman yang umumnya berkembang di musim dingin dan mereda di musim panas, ketika ada lebih banyak sinar matahari alami.
  • Depresi perinatal jangka panjang: Beberapa orang mengalami depresi selama atau setelah kehamilan. Depresi ini terkadang dapat berlangsung selama bertahun-tahun dan menjadi kronis. Kondisi ini paling umum terjadi pada ibu baru, tetapi ayah baru terkadang juga mengalaminya.
  • Depresi psikotik: Orang yang mengalami depresi terkadang juga memiliki gejala psikosis, seperti delusi dan halusinasi, yang dapat membuat sulit membedakan mana yang nyata dan mana yang tidak.
  • Depresi bipolar: Orang yang memiliki gangguan bipolar mungkin mengalami periode energi tinggi, yang dikenal sebagai mania, dan periode suasana hati yang rendah dan kekurangan energi, yang dikenal sebagai depresi bipolar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *