Apa itu Model Diatesis-Stres dan Jenisnya?

PARHAMBITIOUS – Model diatesis-stres adalah teori yang menyatakan bahwa gangguan mental dan kondisi medis disebabkan oleh kombinasi antara kecenderungan bawaan dan pengalaman stres seseorang. Dikenal juga sebagai model kerentanan-stres, model ini merupakan kerangka kerja untuk memahami bagaimana kerentanan yang ada dan stres lingkungan berinteraksi untuk memengaruhi kondisi kesehatan mental.

Meski istilahnya terdengar sulit dan rumit, fenomena yang dijelaskannya relatif mudah dipahami.

Diatesis dan Stres

  • Diatesis mengacu pada kecenderungan atau kerentanan terhadap perkembangan gangguan mental. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor genetik, pengalaman hidup di masa awal, atau kerentanan biologis lainnya.
  • Stres mengacu pada faktor lingkungan yang memicu timbulnya penyakit mental atau memperburuk kondisi yang ada. Ini dapat mencakup peristiwa penting dalam hidup, trauma, dan pemicu stres sehari-hari.

Artikel ini membahas model diatesis-stres, bagaimana model tersebut menjelaskan timbulnya berbagai kondisi kesehatan mental, dan bagaimana Anda dapat menggunakan informasi ini untuk mengelola stres dalam hidup Anda dengan lebih baik.

Sejarah Model Stres Diatesis

Model ini dapat melacak asal-usulnya hingga tahun 1950-an, meskipun akar teori ini sudah ada jauh sebelum itu. Paul Meehl, pada tahun 1960-an, menerapkan pendekatan ini untuk menjelaskan asal-usul skizofrenia. Sejak saat itu, pendekatan ini juga digunakan untuk memahami perkembangan depresi. Menurut para peneliti yang menggunakan sudut pandang ini, orang-orang dengan kecenderungan depresi lebih mungkin mengembangkan kondisi tersebut saat terpapar stres.

Teori ini kemudian diperluas untuk mencakup kondisi kesehatan mental lainnya, termasuk kecemasan dan gangguan makan.

Cara Kerja Model Stres Diatesis

Setiap orang memiliki kerentanan karena gen, kelainan genetik, atau interaksi kompleks berbagai gen. Namun, hanya karena kecenderungan ini ada tidak berarti bahwa seseorang akan mengembangkan kondisi tertentu.

Dalam banyak kasus, gangguan hanya akan muncul ketika tekanan yang berhubungan dengan stres memicu diatesis yang mendasarinya. Paparan terhadap stres ini dapat memicu timbulnya gangguan mental atau memperburuk gejala yang ada.

Akan tetapi, penting untuk dicatat bahwa tidak semua orang yang memiliki predisposisi akan mengalami gangguan mental, sama seperti tidak semua orang yang mengalami stres ditakdirkan mengalami penyakit mental. Model diatesis-stres merupakan salah satu cara untuk menjelaskan mengapa beberapa orang lebih rentan terhadap penyakit mental dibandingkan yang lain. Model ini juga menjelaskan mengapa beberapa orang mungkin mengalami gangguan mental setelah terpapar peristiwa kehidupan yang penuh tekanan sementara yang lain tidak.

Jenis Kondisi yang Terkait dengan Diatesis dan Stres

Model diatesis-stres telah digunakan untuk menjelaskan etiologi berbagai jenis kondisi kesehatan mental, termasuk:

Gangguan kecemasan

Meskipun penyebab pasti dari gangguan kecemasan tidak diketahui, kerentanan genetik dan paparan terhadap peristiwa kehidupan yang penuh tekanan dapat berperan. Gangguan kecemasan cenderung terjadi dalam keluarga, dan memiliki kecenderungan yang diwariskan berarti bahwa pengalaman traumatis lebih mungkin memicu kecemasan. Genetika juga dapat memengaruhi cara orang mengelola stres

Depresi

Kombinasi beberapa faktor diyakini berkontribusi terhadap timbulnya depresi, termasuk genetika, riwayat depresi dalam keluarga, dan paparan peristiwa kehidupan yang penuh tekanan.

Skizofrenia

Para ahli berpendapat bahwa skizofrenia disebabkan oleh kombinasi genetika dan peristiwa yang membuat stres. Misalnya, sekitar 25% individu dengan sindrom delesi 22q11.2 (alias Sindrom DiGeorge) mengembangkan skizofrenia, yang menunjukkan adanya komponen genetik yang signifikan. Tidak semua orang dengan variasi genetik ini mengalami skizofrenia, yang menunjukkan bahwa faktor lingkungan juga berperan

Gangguan Makan

Faktor genetik, lingkungan, dan psikososial diyakini berkontribusi terhadap perkembangan gangguan makan.7 Bagi banyak orang, peristiwa kehidupan yang penuh tekanan yang membuat mereka merasa kehilangan kendali dapat menyebabkan orang dengan kerentanan bawaan terhadap perilaku ekstrem untuk mengendalikan berat badan dan asupan makanan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *