Obstructive Sleep Apnea dan Dampaknya pada Kesehatan Mental

PARHAMBITIOUS – Obstructive sleep apnea (OSA) adalah gangguan pernapasan yang berhubungan dengan tidur yang dapat menyebabkan pernapasan Anda terhenti dan berlanjut beberapa kali saat Anda tertidur. Pernapasan Anda dapat terhenti selama 10 hingga 30 detik setiap kalinya, bahkan hingga 400 kali per malam.

Kondisi ini disebabkan oleh saluran udara di tenggorokan yang menyempit, tersumbat, atau kolaps, sehingga dapat menghalangi aliran udara dan mencegah Anda memperoleh cukup oksigen.

Jika Anda atau orang yang Anda sayangi menderita apnea tidur obstruktif, Anda tidak sendirian. Diperkirakan lebih dari 10% orang dewasa dan 2% hingga 4% anak-anak di seluruh dunia mengidap kondisi ini.

Artikel ini membahas penyebab, gejala, diagnosis, dan pengobatan apnea tidur obstruktif. Kami juga membahas dampak kondisi ini terhadap kesehatan mental dan beberapa strategi penanganan yang mungkin bermanfaat.

Gejala Apnea Tidur Obstruktif

Berikut ini adalah beberapa gejala sleep apnea obstruktif:

  • Mendengkur keras sesaat setelah tertidur
  • Tidak bernapas selama beberapa detik, menyebabkan dengkuran mereda
  • Membuat suara terengah-engah atau mendengus, saat Anda mencoba bernapas
  • Bangun di malam hari sambil terengah-engah mencari udara
  • Tidak merasa segar saat bangun pagi
  • Merasa lelah, lesu, dan mengantuk di siang hari
  • Tertidur di siang hari saat membaca, bekerja, menonton televisi, makan, atau mengobrol
  • Merasa mengantuk atau tertidur saat mengemudi
  • Sering mengalami sakit kepala terutama di pagi hari yang sulit diobati
  • Mengalami tekanan darah tinggi.

Orang terkasih yang tidur sekamar dengan Anda mungkin menjadi orang pertama yang menyadari gejala-gejala seperti mendengkur, terengah-engah, dan gangguan pernapasan.

Dampak Kesehatan Mental dari Obstructive Sleep Apnea

Anda mungkin menyadari bahwa Anda tidak dapat berfungsi dengan kapasitas penuh atau dalam suasana Situs Toto hati terbaik saat Anda tidak tidur dengan baik. Sebuah studi tahun 2015 mencatat bahwa sleep apnea dapat memengaruhi kesehatan mental Anda dan menyebabkan Anda mengalami gejala-gejala seperti:

  • Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi
  • Kesulitan dalam belajar
  • Kelupaan
  • Sifat lekas marah
  • Perubahan suasana hati
  • Ketidaksabaran
  • Menekankan

Selain gejala-gejala ini, sleep apnea juga dikaitkan dengan peningkatan risiko timbulnya kondisi kesehatan mental, seperti:

  • Depresi
  • Kecemasan
  • Psikosis
  • Skizofrenia
  • Gangguan stres pascatrauma
  • Pikiran dan perilaku bunuh diri

Penyebab Sleep Apnea Obstruktif

Berikut ini adalah beberapa penyebab potensial dari sleep apnea obstruktif:

  • Variasi genetik: Variasi pada gen tertentu yang mengendalikan fungsi tubuh penting seperti pernapasan, peradangan, konduksi saraf, perkembangan jaringan kraniofasial, dan siklus tidur-bangun dapat berperan dalam perkembangan apnea tidur.
  • Faktor keturunan: Sleep apnea dapat diwariskan. Seseorang memiliki risiko 50% lebih tinggi untuk mengalaminya jika salah satu kerabat tingkat pertama mengalaminya, dibandingkan dengan populasi umum.
  • Faktor struktural: Faktor struktural seperti tenggorokan yang sempit, rahang bawah yang lebih pendek dari rahang atas, atau lidah, kerah, atau leher yang besar Scatter Hitam dapat menyebabkan sleep apnea.
  • Obstruksi: Pembesaran amandel atau adenoid dapat menyumbat saluran pernapasan dan membatasi aliran udara.
  • Obesitas: Diperkirakan 60% hingga 70% penderita sleep apnea mengalami obesitas, sehingga obesitas menjadi faktor risiko utama untuk kondisi ini. Jaringan lemak berlebih di sekitar tenggorokan dapat menekan saluran udara dan menyempitkannya, sementara lemak perut dapat membatasi paru-paru dan mencegahnya mengembang dan berkontraksi sepenuhnya.
  • Kondisi kesehatan: Kondisi tertentu, seperti hipotiroidisme, sindrom ovarium polikistik (PCOS), kehamilan, stroke, fibrilasi atrium, gagal jantung kongestif (CHF), dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dikaitkan dengan peningkatan risiko sleep apnea.
  • Konsumsi alkohol: Konsumsi alkohol merupakan salah satu faktor risiko yang terkait dengan sleep apnea karena dapat mengendurkan otot-otot yang membantu memastikan tenggorokan Anda tetap terbuka agar Anda dapat bernapas.

Pria atau orang yang ditetapkan sebagai laki-laki saat lahir memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk mengalami sleep apnea dibandingkan wanita atau orang yang ditetapkan sebagai perempuan saat lahir prevalensi tertinggi kondisi ini terdapat pada pria setengah baya.

https://rspondokindah.id/

http://lms.stiebp.ac.id/data/

https://lppm.uajy.ac.id/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *